Film ini bercerita tentang kisah cinta seorang cowok pengidap virus HIV/AIDS, Mika (Vino G. Bastian) dan seorang gadis remaja bernama Indi (Velove Vexia). Perkenalan di antara keduanya, seiring perjalanan waktu berhasil memekarkan bunga cinta. Namun sayang, keduanya menderita penyakit cukup serius. Mika mengidap penyakit HIV/AIDS. Sementara Indi menderita kelainan tulang belakang hingga harus dipapah dengan besi penyangga tubuh (brace). Kehadiran Mika dalam kehidupan Indi berhasil membuat ia bersemangat. Hari-harinya kembali diselimuti kegembiraan, setelah sebelumnya hidup Indi selalu dalam keadaan tertekan akibat penyakit yang diderita. Tak hanya itu, kehadiran Mika dalam kehidupan Indi perlahan membuatnya sembuh dari penyakit yang dideritanya sejak SMP itu. Besi penyangga tubuh (brace) yang awalnya dikenakan selama 23 jam setiap hari rupanya sudah bisa dilepas. Di saat Indi mulai sembuh dari penyakitnya, namun tak demikian dengan Mika, penyakit dia malah semakin parah. Ia bahkan, tak mau bertemu Indi setelah merasa tak sanggup lagi bertahan hidup. Cahaya hidupnya semakin meredup. Indi merasa sangat terpukul karena telah benar-benar merasakan ketulusan cinta dan kasih sayang Mika. Di mata Indi, Mika adalah malaikat tanpa sayap yang membangunkan ia dari mimpi gelapnya. Mika bagaikan pelita yang menerangi hidup Indi untuk terus maju mengalahkan keterbatasan kesehatannya. Puncak konflik dari film ini terjadi pada saat orang-orang di sekitar Indi tahu soal hubungannya dengan Mika, penderita HIV/AIDS. Ayah dan ibunya tentu tak ingin anak semata wayangnya memadu asmara dengan orang yang telah divonis sebagai pengidap penyakit mematikan itu.
“Pesannya di film ini untuk ngajarin anak muda jangan sampai terjebak di narkoba,” ungkap Dallas Pratama,salah satu pemain dalam film ini.
“Kalaupun punya teman terkena AIDS atau punya kelainan penyakit, jangan dijauhi karena yang harus dijauhi penyakitnya, bukan orangnya," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar